Monday, August 15, 2016

MOHAMMAD HATTA , THE STRATEGIC LEADER


SALAM INDONESIA MERDEKA!!!

MERDEKA!!!

MERDEKA!!!

MERDEKA!!!

Oke, huft............... after so busy with my activities, akhirnya ane bisa ngepost satu lagi. Kalo sebelumnya kita nih bicara soal Ir. Soekarno, sekarang ane mau ngulik lagi nih tentang orang yang paling berjasa atas kemerdekaan Indonesia ini nih gan. Yap, this is Mohammad Hatta atau yang biasa dikenal dengan Bung Hatta. Nah, Bung Hatta ni kalo dalam lingkup orang Sumatra Barat nih, dijadikan sebagai teladan utama oleh semua orang. Gak cuman di kampungnya aja ni gan, seluruh masyarakat Indonesia juga kagum ama ini beliau. Lalu, istimewanya Bung Hatta apa sih??? Kenapa dijadikan sebagai orang paling penting banget buat kemerdekaan??? Mending baca dulu aja gan......

Cusssss.........
Bung Hatta Tersenyum ( Source : kidnesia.com)
Mohammad Hatta atau yang biasa kita kenal dengan Bung Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Bung Hatta adalah seorang pejuang, aktivis, negarawan, ekonom dan juga wakil presiden pertama untuk Indonesia. Beliau juga merupakan Bapak Koperasi Indonesia. Hatta kecil sudah ditinggal ayahnya yang bernama Haji Mohammad Djamil di usianya yang saat itu baru menginjak 8 bulan, sehingga Hatta kecil hidup hanya bersama Ibunya yang bernama Siti Saleha dan kakak kandung perempuannya yang bernama Rafiah. Namun, Ibunya menikah lagi dengan Agus Haji Ning yang merupakan pedagang dari Palembang, sehingga Hatta hidup dengan Ayah tirinya beserta 4 kakak tirinya. Hatta hidup dalam keluarga Islam yang kuat, sehingga tak ayal Bung Hatta menjadi panutan seluruh tokoh Sumatra Barat dalam hal beragama.

Bung Hatta pertama kali mengeyam pendidikan di salah satu sekolah swasta di Sumatra Barat. Setelah 6 bulan, pindah ke sekolah rakyat hingga pertengahan semester 3. Hatta kembali melanjutkan pendidikannya di sekolah Belanda, ELS Padang hingga tahun 1913. Hatta juga pernah menuntut ilmu di MULO sampai tahun 1917. Selama Hatta bersekolah, Hatta tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan selama bersekolah, tetapi sejak kecil sudah ditimpa ilmu agama oleh beberapa tokoh agama seperti Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan beberapa tokoh-tokoh Islam di Sumatra Barat. Bahkan, Bung Hatta pernah mau di ajak ke Timur Tengah dengan tujuan mendalami agama Islam. Namun, hal ini mendapat penolakan dari beberapa tokoh agama dan meminta untuk tetap di Padang sambil meneruskan kegiatan belajar ilmu agamanya hingga mengurus surau milik gurunya itu.

Bakat politik Hatta sudah terlihat saat menginjak usia remaja. Hal ini bisa dilihat saat Bung Hatta bergabung dan aktif di organisasi Jong Sumatranen Bond atau bisa dibilang perkumpulan pemuda Sumatra dengan menempati posisi sebagai Bendahara. Dari sinilah, mengapa Bung Hatta bisa disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Hal ini dikarenakan Bung Hatta sendiri sangat begitu pandai dalam mengelola keuangan organisasi dan juga mengerti soal biaya apa saja yang perlu digunakan dalam kepentingan organisasi. Selain itu, Bung Hatta juga mempunyai jiwa tanggung jawab dan displin dalam bertugas sehingga kinerja Bung Hatta dianggap luar biasa oleh rekan rekannya.

Bung Hatta melanjutkan studinya di Belanda pada tahun 1921 di Handels Hooge School, Rotterdam. Di sanalah, Bung Hatta melanjutkan kegiatan organisasinya di Indische Vereignig sebagai bendahara kembali. Pengalamannya semasa di Jong Sumatranen Bond inilah yang membuat kinerja Hatta di organisasi tersebut tidak diragukan lagi. Selain mengurus masalah keuangan, Bung Hatta juga mengurus beberapa majalah seperti Majalah Hindia Putera. Bahkan, majalah yang diurus oleh Bung Hatta pun berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1922, nama Indische Vereignig berubah menjadi Indonesische Vereignig yang dimana, organisasi ini menolak kegiatan apapun yang ada hubungannya dengan Belanda terutama dalam hal menjajah Indonesia dalam segi apapun. Hingga pada tahun 1924, Indonesische Vereignig berubah menjadi Perkumpulan Indonesia atau disingkat menjadi PI dan pada tanggal 17 Januari 1926, Mohammad Hatta pun naik jabatan dari yang sebelumnya jadi bendahara, menjadi ketua PI. Dari sinilah, Mohammad Hatta memulai membangun PI menjadi sebuah organisasi yang luar biasa. DItambah lagi, dibawah kepemimpinannya dapat membawa PI berkembang lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan saat tahun 1926, memperkenalkan nama Indonesia ke hadapan dunia dan tidak mau mengakui nama Hindia saat itu di Kongres Perdamaian Dunia di Bierville, Perancis. Tahun 1927, Hatta juga ikut dalam suatu diskusi “Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme” di Belanda karena pada saat itu, paham komunis secara tidak sengaja meracuni kehidupan organisasinya sehingga Perhimpunan Indonesia saat itu goyah akibat paham-paham tersebut. Disanalah Mohammad Hatta bertemu dengan salah satu tokoh India terhebat, Jawaharhal Nehru. Lika-liku menjadi ketua menjadikannya tahanan oleh Belanda akibat aktivitas politiknya yang menyimpang. Akhirnya Hatta dihukum 3 tahun penjara dan dipenjara di Rotterdam, Belanda. Namun, perjuangan Mohammad Hatta untuk membersihkan nama baiknya terbuka saat dirinya menolak semua tuduhan atas dirinya yang dikaitkan dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan PKI pada sidang ke-2 saat itu.

Universitas Bung Hatta saat cari Ilmu ( Source : wikimedia.org )
Tahun 1931, aktivitas dirinya menjadi ketua berakhir dan memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 1932. Tahun 1932 hingga 1933, Moh Hatta memulai kesibukannya dengan menulis artikel berupa artikel politik dan ekonomi untuk Majalah Daulat Ra’jat. Selain itu, kegiatan dirinya untuk terus berpolitik sepulang dari Belanda, terus dilakukan. Hal ini dibuktikan saat dirinya masuk ke salah satu organisasi, Pendidikan Nasional Indonesia yang mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya arti politik untuk Indonesia. Di sisi lain pula, Hatta sangat kritis tentang beberapa hal yang mengganggu terutama tentang Indonesia sendiri. Bahkan, Hatta sempat menolak keras karena pengasingan yang dilakukan Belanda terhadap Bung Karno. Hal inilah yang menuai reaksi dari Belanda untuk menangkap Bung Hatta. Akhirnya, pada tanggal 25 Februari 1934 Bung Hatta ditangkap bersama Syahrir. Tahun 1935, Bung Hatta diasingkan ke daerah Digul, Papua hingga ke daerah Banda Neira, Maluku. Selama pengasingan, Hatta lebih banyak menghabiskan waktu dengan menulis artikel serta membaca buku. Bukan hanya itu saja, Hatta juga membantu para tahanan dalam bekerja. Bahkan, Hatta tidak segan juga untuk mengajar para tahanan lainnya bersama Sjahrir.

Penjara Bivon Digoel, Awal ketemu Bung Karno
( Source : travel.kompas.com )
Tanggal 8 Desember 1941, Jepang menyatakan kemenangannya atas Perang Dunia ke 2. Ditambah lagi, Jepang mengincar Indonesia sebagai pelabuhan berikutnya. Hal ini yang mengakibatkan Belanda sangat ketakutan akan kekuasaannya di Indonesia. Ditambah lagi, Jepang tahu bahwa di Indonesia ada beberapa tokoh yang dapat membantu mereka untuk bisa berkuasa lebih leluasa. Sehingga, pada tanggal 3 Februari 1942, Hatta dibawa ke Sukabumi dengan tujuan supaya Jepang tidak mengetahui dimana Hatta berada. Namun, upaya ini sia sia karena Jepang berhasil menang atas Belanda dalam perang Asia Pasifik sehingga kekuasaan Indonesia berada di tangan Jepang saat itu. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang membebaskan tawanan Belanda termasuk Hatta yang dianggap kunci untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Pada tanggal 22 Maret 1942, Hatta kembali ke Jakarta dan bertemu dengan Jenderal Harada. Mohammad Hatta sempat ditawari oleh Jenderal Harada untuk menjadi salah satu petinggi dari pemerintahan Jepang. Namun Hatta menolak dan memilih untuk menjadi penasihat saja. 

Tanggal 22 Juni 1945, Soekarno membentuk sebuah panitia kecil yang bernama Panitia Sembilan dimana membahas masalah dasar negara mereka hingga ideologi-ideologi mereka terhadap Indonesia sesuai dengan dasar negara yang mereka buat. Pada saat itulah, mereka juga meresmikan salah satu piagam yang diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Tanggal 9 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia sesuai pada janji mereka waktu itu. Soekarno ditunjuk sebagai ketua PPKI sementara Hatta menjadi wakil ketua PPKI. Namun, Jepang yang berusaha untuk memenuhi janji mereka harus kalah akibat Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 sehingga membuat Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945. Dari sinilah, para pemuda mulai mendesak supaya Soekarno dan Hatta bisa segera memproklamasikan Indonesia mengingat Jepang sudah tidak ada pengaruhnya. Namun, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau terburu-buru dengan munculnya pemberitaan Jepang telah menyerah dan mengatakan bahwa Jepang sudah berjanji untuk memberikan kemerdekaannya kepada Indonesia. Hal inilah yang membuat para golongan muda sangat tidak suka akan keputusan Bung Karno dan Bung Hatta sehingga mereka merencanakan penculikan kepada kedua tokoh tersebut. Tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya di bawa ke Rengasdengklok dengan tujuan untuk menjauhi mereka dari pengaruh Jepang. Di sanalah para golongan muda dan golongan tua berdiskusi akan kemerdekaan Indonesia. Malamnya, mereka kembali ke Jakarta dan berdiskusi tentang teks yang akan dikumandangkan saat esok hari nanti. Indonesia akhirnya merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jl.Pegangsaan Timur, Jakarta. Muhammad Hatta mendampingi Soekarno dalam pembacaan teks proklamasi Indonesia.

Dampingi Soekarno saat Proklamasi ( Source : jadiberita.com )
18 Agustus 1945, Mohammad Hatta dinyatakan sebagai wakil presiden pertama oleh seluruh anggota PPKI. Tanggal 18 November 1945, Hatta menikah dengan Rahmi Hatta dan dikaruniai tiga orang anak perempuan yaitu Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halid Nuriah Hatta. Mohammad Hatta menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal14 Maret 1980 di RSCM, Jakarta pada usia 73 tahun dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Nama Mohammad Hatta sendiri diabadikan pula sebagai nama salah satu bandara Internasional di Tanggerang, Banten. Tak hanya di dalam negeri, namanya pun juga disematkan ke dalam salah satu nama jalan di Belanda yaitu Mohammed Hattastraat.

Mohammed Hatta Straat, Penghormatan Belanda kepada Bung Hatta
saat perjanjian Den Haag
 ( Source : test-site.mozaic.co.id )


SOURCE :
https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta
http://profil.merdeka.com/indonesia/m/mohammad-hatta/
http://www.biografiku.com/2009/08/biografi-mohammad-hatta.html

Nah, itu tadi merupakan sejarah dari Mohammad Hatta. Bila kita liat, pantaslah Mohammad Hatta dijadikan sebagai panutan untuk seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sumatra Barat. Dari kehidupannya hingga bagaimana beliau mampu menjalani karir dipolitik yang mampu membawa Indonesia hingga bisa menjadi merdeka hingga saat ini. Itulah mengapa ane juluki Bung Hatta ini sebagai strategic leader , karena gaya kepemimpinan beliau ini sangat ahli dalam menata segala sesuatu, baik saat di organisasi, maupun saat kepentingan negara. Itulah mengapa, Bung Hatta sangat dihormati oleh segala masyarakat.

Oke, selesai deh postingan ane yang satu ini. Gak bosan-bosan ane minta aja nih, ya saran atau masukan dari agan-agan semua. Boleh masukan apa aja, yang penting nyampeinnya kudu pake Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena kita, "WARGA INDONESIA YANG BAIK!!!". Yow yow yow.

Terima kasih banget udah baca postingan ane 

DAN..........

SAMPE KETEMU DI POSTING SELANJUTNYA......

MERDEKA!!!

MERDEKA!!!

MERDEKA!!!

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger