HAHAHAHAH 😆😆😆
Akhirnya ane kambek lagi nih. Hohohoho 😁😁😁
Ya hampir beberapa minggu ane coba untuk rehat sejenak setelah posting tentang Ki Hadjar Dewantara, sekarang ane mau coba posting sesuatu nih. Mungkin, bisa dibilang ini episode ke-2 dari kegiatan ane soal keliling Jakarta. Kan kalo yang pertama itukan soal ane keliling kota Jakarta yang dari halte sampe ke Monas doang tuh. Nah, sekarang ane mau lanjutin lagi nih. Lanjutin apa ya???
Penasaran kan???
Lanjut aja gan ke bawah 😊😊😉
Traveler Amatiran 😎😁 |
Oke gan, sesuai dengan yang tadi ane bilang sebelumnya, ane mau coba bahas yang lain soal Jakarta. Mungkin dari judul ada sedikit perubahan kali yak. Hehehehe. Tapi tenang, brader. Konteksnya masih soal gua jalan-jalan kok. Hohohoho 😎.
Nah, kalo sebelumnya itu kan gua pernah bahas tentang kondisi Jakarta dari prasarana umum macam halte, terus JPO, dll kan. Nah, untuk yang sekarang ini gua mau bahas tentang sosok bangunan Jakarta yang luar biasa. Bisa dibilang sih, ini semacam sejarah awal terbentuknya kota Jakarta, atau mungkin ini bisa dibilang sebagai real center pariwisata Indonesa khususnya Jakarta? Who knows? Tapi, kita bahas dulu lah ya. Kuy lah 😎....
1. WAYANG MUSEUM, GATHER OF INDONESIAN WAYANG COLLECTION
Bicara soal wayang museum, atau kalo dibalik menjadi Museum Wayang, apa sih yang pertama kali terbenak dipikiran kalian pertama kali?
WAYANG................
Absolutely right 😉
GEDUNG SENI???
Bisa dibilang sih iya 😁
KOTA TUA......
Ya, that's location 😊.
Dan banyak lagi lah ya. Tapi, pernah gak kebayang kalo bangunan Museum Wayang ini dulunya bukan bangunan seni yang kita kenal sekarang. Menurut catatan sejarah yang gua rangkum, ternyata gedung museum wayang ini dulunya merupakan gereja tua buatan VOC tahun 1640 yang bernama de oude Hollandsche Kerk atau yang biasa dibacanya Dutch Old Church yang artinya Gereja Tua Belanda. Namun, ditahun 1732 gedung tersebut diperbaiki dan berganti nama menjadi de nieuwe Hollandsche Kerk yang artinya merupakan gereja baru karena dilakukan renovasi. Namun, di tahun 1808, gereja tersebut hancur akibat gempa dan dibangun kembali di tahun 1912 di bekas reruntuhan bangunan tersebut. Dan, di tanggal 14 Agustus 1936, gedung ini akhirnya jadi dan dijadikan sebagai monumen, dan akhirnya dibeli oleh lembaga penelitian Belanda yang bernama Bataviaasch Genoostchap van Kunstenen Wetenschappen. Di tanggal 22 Desember 1939, monument tersebut berganti nama menjadi de oude Bataviasche Museum atau Museum Batavia. Dan, ditahun 1957 inilah gedung tersebut akhirnya diserahkan kepada LKI ( Lembaga Kesenian Indonesia ) sebagai Museum Jakarta Lama dan akhirnya Museum tersebut berubah menjadi Museum Wayang di tanggal 13 Agustus 1975 oleh Bang Ali Sadikin.
Nah, kalo bicara soal museum wayang tadi, emang agak serem ya kalo ternyata gedung tersebut merupakan gedung gereja tua. Memang sih sekilas bentuk bangunannya kayak gereja gitu. But, ketika kalian masuk ke gedung tersebut, kalian bakal disambut sama wayang-wayang asli Indonesia. Seperti kayak Raden Rama, terus Raden Baroto, Wayang Golek Gatutkaca, dan masih banyak wayang-wayang yang lain. Selain itu, kalo ke lantai dua dari gedung ini, masih ada juga kok wayang-wayang Indonesia seperti Semar, terus Cepot, dan masih banyak juga kok seni wayang asli Indonesia.
Lorong Super Keren |
Oh ya, di Museum Wayang ini juga ada salah satu tulisan yang disematkan melalui kata-katanya Gubenur Jenderal VOC pertama, yaitu Jan Pieterzoon Coen yang katanya sih konon itu semacam kuburannya dia. Karena ditulis dalam Bahasa Belanda, mungkin isinya kurang lebih si begini kalo Jan Pieterzoon Coen itu menyatakan sumpah untuk setia pada keluarga dan negaranya. Mungkin, jaman kolonial itu adalah jaman dimana mereka bersatu untuk membuat Indonesai hancur dan tunduk akan kekuasaan mereka. Karena, sepintas sih Batavia ini kan dulunya merupakan pusat pemerintahan mereka saat menjajah. Mungkin sebab tersebut lah, makanya seperti itu.
Balik lagi ke museum wayang. Untuk masuk ke museum ini, cukup bayar Rp 5000 kok. Dan satu lagi, kalo di Museum ini juga ada berbagai topeng yang biasanya sering digunakan dalam pentas. And, masih banyak lagi kok kalo kalian mau tau lebih banyak tentang Museum Wayang. Pokoknya, gak bakal nyesel sih kalo kalian main-main kesana. Kalo soal urusan gedung dan boneka sana, ya...... jangan dibiasakan asumsi horor aja. Have fun aja buat nikmatinya kok....
2. ART IN ART FROM MILLION ARTIST
Kalo tadi kan kita bicara soal museum wayang nih yang notabenenya itu seni asli Indonesia. Nah, kali ini kita akan masuk ke Museum Seni. Btw, beda gak sih Museum Wayang sama Museum Seni? Padahal kan sama-sama menyimpan seni juga 😕😕😕.
Eits...., sebelum tau tentang bangunan seni ini, coba kita bahas sejarahnya dulu. Gak lengkap kalo gak bahas sejarahnya.
Awal mula gedung ini sebenarnya merupakan Gedung Pengadilan Batavia yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Jan Piter Miyer pada 12 Januari 1870. Selain jadi gedung pengadilan, bisa juga dibilang ini sebagai Kantor Dewan Kehakiman Batavia. Ini bisa dibuktikan saat kalian sebelum masuk ke diorama museum seni ini, kalian akan melihat semacam pintu besar yang dan juga ruang tengah yang hampir mirip seperti suasana pengadilan. Selain itu, bentuk atap gedungnya juga hampir serupa sama bentuk atap gedung pengadilan gitu. Makanya, sejarah ini mengatakan kalo gedung seni tersebut merupakan Gedung Pengadilan Batavia saat itu. Namun, fungsi gedung pengadilan tersebut tidak lama setelah di tahun 1940-an atau sekitar tahun revolusi fisik beralih menjadi asrama militer, mulai dari KNIL, tentara Jepang, hingga TNI gunakan gedung ini sebagai markas besar militer mereka. Di tahun 1972, gedung ini di jadikan sebagai cagar budaya DKI mengingat banyak sejarah yang disimpan digedung ini. Namun, di tahun 1973-1976 sempat menjadi Kantor Walikota Jakarta Barat, sebelum akhirnya menjadi Gedung Balai Seni Rupa yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Namun, tanggal 10 Juni 1977, gedung ini berubah nama menjadi Museum Keramik oleh Bang Ali Sadikin dan di tahun 1990 menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.
Pose Tengah Museum Seni Rupa dan Keramik |
Tapi...., dari tadi panjang lebar jelasin kayaknya gak nemu perbedaannya ya? Wkwkwkwkwk 😁😁😁. Oke, jadi gini nih. Emmmm, kalo Museum Wayang itu kan sebelumnya udah dijelasin kalo dia itu ngoleksi Wayang yang merupakan seni asli Indonesia. Nah, untuk Museum Seni Rupa dan Keramik ini menyimpan berbagai macam karya seperti guci yang dibuat dari tanah liat, terus keramik, kendi, lalu barang-barang purbakala buat kehidupan dulu sampe penemuan barang dikapal tenggelampun ada di Museum ini. Pokoknya banyak deh. Selain itu, museum ini juga nyimpan lukisan-lukisan karya pelukis-pelukis hebat. Dari tokoh Belanda yang menjajah hingga tentang kehidupan di masa lalu ada di museum ini. Banyak sih mengenai barang-barang peninggalan jaman dulu yang disimpan di sini.
Untuk urusan gedung, gua rasa memang semuanya menyimpan kemiripan dari sejarah. Dari yang tadi dibilang gedung pengadilan, itu memang mirip saat kalian coba masuk ke diorama yang tengah. Lalu yang soal asrama militer itu, itu memang nyata saat kalian coba jalan-jalan ke tengah yang arah mau keluar museum. Dan, depan museum itupun yang memiliki tiang-tiang yang tinggi serupa dengan gedung pengadilan. Ya hampir bisa dipastikan kita kembali ke masa lampau. Hohohoh 😊.
Semasa kembali masa lampau 😎 |
Mirip semacam Kantor Militer |
Justice Room |
3. BACK TO BATAVIA
At the last, we have Batavia Memories. Orang-orang sih bilangnya Museum Fatahillah. Tapi, kalo di google itu, mereka bilangnya Museum Sejarah Jakarta. Sebenarnya, gak ada bedanya sih. Sekilah sih dari nama kan, Fatahillah itu yang membuat Sunda Kelapa terbebas dari Portugis dan mengubah nama menjadi Jayakarta, sementara Fatahillah itu termasuk sejarah dari terbentuknya Jakarta. Jadinya, gak salah juga dalam penyebutan nama tersebut kalo analogi gua.
Bicara soal Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta ini, bisa dibilang sejuta memori Batavia terletak di sini. Tapi, kita bahas sedikit lah tentang Museum ini. Semoga gak kayak tadi. Wkwkwkwk
27 April 1626, tepatnya saat Jakarta masih bernama Batavia, seorang Gubernur Jenderal yang bernama Pieter de Carpenter mendirikan gedung yang bernama balaikota. Fungsinya saat itu sih, seperti pusat pemerintahan mereka. Lalu, dari tanggal 25 Januari 1707 mengalami renovasi hingga pada tahun 1710, gedung tersebut menjadi lebih megah dan diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham van Riebeeck. Sempat juga di tahun 1925 hingga 1942 dijadikan sebagai Kantor Pem-Prov Jawa Barat. Saat Jepang datang antara 1942-1925, dijadikan sebagai pengumpulan logistik Dai Nippon dan pada tahun 1952 dijadikan sebagai Markas Komando Militer Kota/ Kodin 0503 Jakarta Barat. Ditahun 1968, gedung ini diserahkan kepada DKI dan menjadi Museum Sejarah Jakarta di tahun 1974 dengan berbagai macam peninggalan.
Kalo bicara soal Museum ini, mungkin ini yang merindingnya bisa bikin ampun. Dari awalnya gedung pemerintahan Batavia hingga penjara-penjara bawah tanah, semuanya ada di gedung ini. Untuk Museum ini, memiliki banyak banget ruangan-ruangan yang bisa dibilang untuk lantai bawah ini semacam kayak laporan-laporan kegiatan mereka ngapain. Gak cuman itu doang, ada semacam kayak bentuk kamar tidur gitu atau gak tau fungsi kamar tersebut. Tapi, kemungkinan sih buat ruang kerja akomodasi biaya gitu mungkin.
Lalu, di lantai 2 Museum ini adalah ruang kerja buat para orang-orang besar. Biasanya sih buat pejabat-pejabat besar Batavia gitu. Dimulai dari ruangan rapat, ruang kerja para jenderal-jenderal hingga ruang santai mereka. Bahkan, foto-foto mereka masih terpajang dan juga lemari-lemari peninggalan mereka masih ada di sana. Intinya sih, di lantai 2 itu buat bos-bos besar gitu.
Dan, soal penjara bawah tanah ini, bisa dibilang sih ini penjara paling kejam. Waktu gua mau coba liat ke dalam, memang agak gelap dan banget. Kebayang dong dulu pribumi gimana saat dipenjara. Bahkan, kejamnya lagi, eksekusi mati mereka itu dengan cara dikurung disitu, lalu saat ada air laut pasang dan masuk ke penjara bawah tanah tersebut, disitulah para tahanan harus merasakan ganasnya meregang nyawa. Kalo dibayangin, agak serem ya. Tapi, boleh kok dicoba untuk melihat dari luarnya. Soalnya, memang agak gelap banget, dan gak tau seberapa luas penjara tersebut.
Untuk soal gedungnya sih, memang cocok untuk berbagai acara pendidikan, prewedding, apalagi kalo mau mengenal Sejarah Jakarta lebih dalam. Dan, memang gedung ini kokoh banget kok. Bisa dibilang ini central dari sejarah kota tua kalo gua bilang sih. Hehehehe 😁😁😁.
Ni ane tampilin fotonya. Kali aja cocok buat buat main-main sekalian belajar pengetahuan Jakarta 😎
Peninggalan Jaman VOC |
Ruang Rapat Para Petinggi VOC |
Meja Rapat VOC |
Penjara Bawah Tanah Yang Sangat Gelap |
Tampak Belankang |
Source:
Ada satu lagi mumpung ane masih ingat. Di depan itu kan ada kayak halaman luas. Itu kalo kalian hubungin tu dari Museum Wayang yang dulunya gereja tua, lalu Museum Seni dan Keramik yang dulunya gedung pengadilan hingga Museum Fatahillah yang jadi pusat pemerintahan Batavia dulu, itu bisa dibilang sebagai tempat eksekusi mati untuk orang-orang yang bersalah. Kalo kalian pernah nonton Anime One Piece, ditempat eksekusinya itu kan dipertontonkan ke semua orang bagaimana dia mati. Nah, hampir sama dengan saat eksekusi gantung orang-orang yang melawan pemerintahan saat itu. Dulu ada sih apa itu namanya, semacam kayak tiruannya gitu. Kalo bahasa kita, patungnya lah. Itu emang bisa seperti pusat saat orang-orang yang melawan pemerintahan dieksekusi. Kalo sekarang sih, jadi halaman luas buat orang-orang selfi plus foto-foto 😎😎😎. Kalo untuk pra wedding, cocok kok. Mengingat, lokasinya yang sangat klasik. Jadi, sangat keren.
Lokasi belakang Museum Fatahillah. |
Lapangan Tengah Kota Tua |
Museum Seni Rupa Gak Kalah Ciamik |
Para Petinggi Batavia |
Lukisan Top buatan pelukis Tanah Air |
Museum Fatahillah
Museum Wayang
Museum Seni Rupa dan Keramik
Akhirnya, selesai juga bro. Wkwkwkw. Tepat di jam 12 kelar nih. Hehehehehe 😁. Sebenarnya sih, Jakarta masih punya banyak destinasi wisata sih. Cuman, ane belum ada waktu. Tapi, kalo ada waktu kosong, ane coba untuk eksplore Jakarta lagi. Mungkin masukan dari gua ya, sering-sering dirawatlah itu cagar budaya punya DKI Jakarta. Karena, itu bisa jadi aset buat anak cucu kita. Apalagi, itu kan punya sejuta sejarah. So, jangan dibuat iseng ya brader. Kalo buat iseng, mending yang posistif aja. Hohoho 😎😎😎😎
Sebelum ditutup postingan ini, kalo ada sedikit masukan, saran, kritikan dan semacamnya, boleh kok dikirim asalkan menggunakan bahasa yang baik karena kita.................................
"WARGA INDONESIA YANG BAIK !!!"
ASIK-ASIK JOSS😄😄😄👌👌👌
AT THE LAST, THANK YOU FOR YOUR ATTENTION
AND......
SAYONARA SEMUA!!!
SAMPAI KETEMU DI POSTINGAN SELANJUTNYA!!!!
0 comments:
Post a Comment