بِسْمِاللّهِالرَّحْمَنِالرَّحِيْمِ
Indonesia Solar Eclipse |
Assalammualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
Apa kabar semuanya saudaraku? Semoga kesehatan, keselamatan dan kerahmatan selalu terlimpahkan dari Allah SWT untuk kalian semua. Amiin Ya Rabbal Alamin. Sebelumnya untuk yang satu ini sepertinya berbeda dari post post yang lain. Ya, dalam postingan ini, ane akan mencoba sedikit share tentang apa itu sholat gerhana. Kenapa ane ngepost yang seperti ini? Ini juga semata ane menyebarkan ilmunya Allah SWT dan untuk menambah ilmu kita semua. Terlebih lagi, kita semua akan menghadapi peristiwa langka yaitu gerhana matahari total. Jadi, ane berharap ini bisa bermanfaat untuk antum-antum semua. Mari kita mulai.
Salat
gerhana dalam bahasa arab, sering disebut dengan istilah Khusuf dan Kusuf.
Bedanya apa? Kalau Khusuf itu dikhususkan untuk salat gerhana matahari dimana
gerhana ini terjadi saat matahari terhalang oleh bulan yang sedang menyinari
bumi. Untuk Kusuf sendiri, merupakan salat gerhana bulan dimana pada saat
itu cahaya matahari ke bulan, terhalang oleh bumi sendiri. Hal ini tertuang
dalam salah satu surah Al-Quran, yaitu Q.S Fushsilat : 37 yang berbunyi :
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan dari
sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari
dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah
kepada Allah Yang Menciptakan keduanya.( Q. S Fushsilat : 37 )
Dan,
dalam hadist shahih Nabi Muhammad SAW pun bersabda :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ
مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا
رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya
tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila
kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai
fenomena itu.(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Dalam hadist lain pun, Baginda Rasul bersabda :
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian
beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan
memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang
sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut
namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan
memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya
seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi),
sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Lalu,
bagaimana hukum mengerjakan salat gerhana ini? Hukum untuk melaksanakan salat
ini adalah sunnah muakkad, artinya bila dikerjakan mendapat pahala, bila
tidakpun tidak mendapat apa apa. Tapi, dianjurkan untuk suatu wilayah yang
terkena fenomena ini, hendaklah mereka melaksanakan salat ini. Hal ini juga
tertuang dalam Sabda Nabi Muhammad yang berbunyi :
لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى
عَهْدِ رَسُول اللَّهِ نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
Ketika matahari
mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan
lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).
Lalu,
bagaimana cara kita melaksanakan salat gerhana ini? Dalam postingan ini, ane
akan bahas satu persatu.
Cara Pelaksanaan Salat
Gerhana
1.
Hendaknya
dilakukan secara berjamaah.
Salat
gerhana ini sebaiknya dilakukan secara berjamaah, dikarenakan di zaman Baginda
Nabi dulu, Nabi beserta para umat pada saat itu melakukan secara berjamaah.
2.
Tanpa
melafadzkan Adzan ataupun Iqamah
Sama halnya dengan salat idul fitri dan idul adha,
salat gerhana tidak melafadzkan adzan maupun iqamah melainkan As-shalatu jamiah. Hal ini tertuang
dalam sabda Nabi Muhammad yaitu :
لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ نُودِيَ :
إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
Ketika matahari mengalami gerhana di
zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu
jamiah". (HR. Bukhari).
3. Bacaannya
boleh Sirr ( dipelankan atau lirih ) ataupun Jahr ( dibaca dengan
suara keras )
4. Di Sunnahkan mandi
5.
Khutbah
Untuk
khutbah ini, dibagi dua. Yaitu disyariatkan, artinya disampaikan kepada seluruh
umat islam mengenai arti gerhana dalam islam. Nabi Muhammad SAW bersabda :
أَنَّ النَّبِيَّ لَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ قَامَ وَخَطَبَ
النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَال : إِنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَل لاَ يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ
أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ
وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Dari Aisyah ra
berkata,"Sesungguhnya ketika Nabi SAW selesai dari shalatnya, beliau
berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian
bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari
tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian
seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat
dan berdoalah. (HR. Bukhari
Muslim)
Namun, ada juga yang mengatakan tidak perlu khutbah, namun lebih
tepatnya semacam memberi peringatan bahwa sudah sepatutnya Allah SWT-lah yang
dapat membuat ini semua dan hanya kepada-Nyalah kita patut sujud di hadapan-Nya.
Hal ini juga tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW :
فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا
وَتَصَدَّقُوا
Bila kalian mendapati gerhana, maka
lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari
Muslim)
6.
Perbanyak
doa, Takbir dan sedekah.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
رُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوافَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّ
Apabila kamu menyaksikannya maka
berdoalah kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah. (HR. Bukhari
dan Muslim)
Lalu bagaimana tata
cara kita untuk melakukan/melaksanakan salat gerhana? Pada umumnya, salat ini
termasuk salat sunnah, dan dikerjakan hampir sama dengan salat idul fitri
ataupun salat idul adha yaitu berjumlah 2 rakaat. Namun ada sedikit beberapa
perbedaan yaitu
1.
Niat.
Berikut ini, niat dari salat gerhana :
Gerhana Bulan :
أُصَلِّيْسُنَّةَلِخُسُوْفِالْقَمَرِرَكْعَتَيْنِلِلَّهِتَعَالَى
( Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa )
Artinya : Saya niat (melaksanakan) shalat sunnah
Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah ta’ala
Gerhana Matahari :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
( Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa )
Artinya : Aku niat (melaksanakan) shalat sunnah
Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah ta’ala
2.
Bacaan Surah dalam salat gerhana.
Untuk bacaan surah dalam salat gerhana ini, pastilah
yang utama adalah Surah Al-Fatihah.
Namun, untuk untuk surah selanjutnya yaitu surah-surah panjang seperti Surah Al-Baqarah,Ali-Imran,dll. Tapi,
untuk yang satu ini, dibedakan. Jadi, missal ketika rakaat pertama kita baca Surah Al-Baqarah, maka surah ke dua
setidaknya harus pendek dari Surah
Al-Baqarah, tapi masih dalam konteks panjang.Yang jadi masalahnya, tidak
semua orang mampu hafal surah-surah panjang. Ya mungkin setidaknya kalian bisa
baca saja surah-surah di juz 30 sebisa kalian.
3.
Ruku
dan Sujud
Biasanya, dalam salat itu ruku dan sujud hanya
hitungan detik. Tapi, untuk yang gerhana ini, ruku dan sujud ini sangatlah lama
dan dalam satu rakaat, ruku itu terutama bisa 2 kali. Jadi, setelah kita ruku
pertama dalam kondisi lama, kita i’tidal dan setelah selesai baca bacaan
i’tidal, dilanjutkan membaca Al-Fatihah dan
surah panjang. Setelah selesai, lalu kita ruku kembali yang lama, lalu i’tidal
dan sujud.
Untuk sujud sendiri, ini tidak ada bedanya dengan
ruku. Sujud dan ruku ini tergolong yang bisa dibilang paling lama. Lalu, duduk
diantara dua sujud lalu sujud lagi.
Seperti itulah tata
cara salat gerhana dan pelaksanaannya. Intinya, salat gerhana itu tidak jauh
beda dengan salat idul fitri maupun idul adha. Hanya saja, tadi. Ada beberapa
perbedaan antara salat gerhana dengan salat idul fitri dan idul adha tadi. Dan
satu lagi ane mau mengingatkan kepada antum semua. Gerhana matahari ataupun
gerhana bulan itu bukanlah pertanda kiamat seperti yang diramalkan oleh para
peramal bodoh atau ada raksasa yang memakan sesuatu atau apapun sesuatu yang
tidak ada kaitannya dengan kehidupan kita yang normal saat ini. Ini menunjukkan
bahwa Allah SWT itu, Maha Besar dan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya, sudah
sepantasnya kita tahu, Tuhan siapa yang wajib kita sembah.
Mungkin, hanya sedikit
yang ane sampaikan.kepada antum antum semua. Tetaplah satu hal yang ane minta
dari antum semua, yaitu kritik, saran serta komentar antum semua agar ane tetap
tau apa yang salah dari ane dan apa yang kurang dari ane. Jujur, ane juga masih
belajar. Jadi, maklumilah. Hehehe. Semoga, ilmu yang ane berikan Inshaa Allah
bermanfaat banget buat antum semua
Syukron Jazzakullah
Khair
Wassalammualaikum
Warrahmatullah Wabarakatuh
Post In : March, 8 2016
Post In : March, 8 2016
0 comments:
Post a Comment