Monday, March 7, 2016

BREAKING POST : SALAT GERHANA DI SAAT GERHANA

بِسْمِاللّهِالرَّحْمَنِالرَّحِيْمِ

Indonesia Solar Eclipse
Assalammualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Apa kabar semuanya saudaraku? Semoga kesehatan, keselamatan dan kerahmatan selalu terlimpahkan dari Allah SWT untuk kalian semua. Amiin Ya Rabbal Alamin. Sebelumnya untuk yang satu ini sepertinya berbeda dari post post yang lain. Ya, dalam postingan ini, ane akan mencoba sedikit share tentang apa itu sholat gerhana. Kenapa ane ngepost yang seperti ini? Ini juga semata ane menyebarkan ilmunya Allah SWT dan untuk menambah ilmu kita semua. Terlebih lagi, kita semua akan menghadapi peristiwa langka yaitu gerhana matahari total. Jadi, ane berharap ini bisa bermanfaat untuk antum-antum semua. Mari kita mulai.


Salat gerhana dalam bahasa arab, sering disebut dengan istilah Khusuf dan Kusuf. Bedanya apa? Kalau Khusuf itu dikhususkan untuk salat gerhana matahari dimana gerhana ini terjadi saat matahari terhalang oleh bulan yang sedang menyinari bumi. Untuk Kusuf sendiri, merupakan salat gerhana bulan dimana pada saat itu cahaya matahari ke bulan, terhalang oleh bumi sendiri. Hal ini tertuang dalam salah satu surah Al-Quran, yaitu Q.S Fushsilat : 37 yang berbunyi :

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya.( Q. S Fushsilat : 37 )

Dan, dalam hadist shahih Nabi Muhammad SAW pun bersabda :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Dalam hadist lain pun, Baginda Rasul bersabda :

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)

Lalu, bagaimana hukum mengerjakan salat gerhana ini? Hukum untuk melaksanakan salat ini adalah sunnah muakkad, artinya bila dikerjakan mendapat pahala, bila tidakpun tidak mendapat apa apa. Tapi, dianjurkan untuk suatu wilayah yang terkena fenomena ini, hendaklah mereka melaksanakan salat ini. Hal ini juga tertuang dalam Sabda Nabi Muhammad yang berbunyi :

لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ  نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

Lalu, bagaimana cara kita melaksanakan salat gerhana ini? Dalam postingan ini, ane akan bahas satu persatu.

Cara Pelaksanaan Salat Gerhana
1.      Hendaknya dilakukan secara berjamaah.
Salat gerhana ini sebaiknya dilakukan secara berjamaah, dikarenakan di zaman Baginda Nabi dulu, Nabi beserta para umat pada saat itu melakukan secara berjamaah.

2.      Tanpa melafadzkan Adzan ataupun Iqamah
Sama halnya dengan salat idul fitri dan idul adha, salat gerhana tidak melafadzkan adzan maupun iqamah melainkan As-shalatu jamiah. Hal ini tertuang dalam sabda Nabi Muhammad yaitu :

لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ  نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

3.      Bacaannya boleh Sirr ( dipelankan atau lirih ) ataupun Jahr ( dibaca dengan suara keras )

4.      Di Sunnahkan mandi

5.      Khutbah
Untuk khutbah ini, dibagi dua. Yaitu disyariatkan, artinya disampaikan kepada seluruh umat islam mengenai arti gerhana dalam islam. Nabi Muhammad SAW bersabda :

أَنَّ النَّبِيَّ  لَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ قَامَ وَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَال : إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَل لاَ يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Dari Aisyah ra berkata,"Sesungguhnya ketika Nabi SAW selesai dari shalatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim)

Namun, ada juga yang mengatakan tidak perlu khutbah, namun lebih tepatnya semacam memberi peringatan bahwa sudah sepatutnya Allah SWT-lah yang dapat membuat ini semua dan hanya kepada-Nyalah kita patut sujud di hadapan-Nya. Hal ini juga tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW :

فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim)

6.      Perbanyak doa, Takbir dan sedekah.
Nabi Muhammad SAW bersabda :

رُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوافَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّ
Apabila kamu menyaksikannya maka berdoalah kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu bagaimana tata cara kita untuk melakukan/melaksanakan salat gerhana? Pada umumnya, salat ini termasuk salat sunnah, dan dikerjakan hampir sama dengan salat idul fitri ataupun salat idul adha yaitu berjumlah 2 rakaat. Namun ada sedikit beberapa perbedaan yaitu

1.      Niat.
Berikut ini, niat dari salat gerhana :
Gerhana Bulan :

أُصَلِّيْسُنَّةَلِخُسُوْفِالْقَمَرِرَكْعَتَيْنِلِلَّهِتَعَالَى

( Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa )

Artinya : Saya niat (melaksanakan) shalat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah ta’ala

Gerhana Matahari :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

( Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa )
Artinya : Aku niat (melaksanakan) shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah ta’ala

2.      Bacaan Surah dalam salat gerhana.
Untuk bacaan surah dalam salat gerhana ini, pastilah yang utama adalah Surah Al-Fatihah. Namun, untuk untuk surah selanjutnya yaitu surah-surah panjang seperti Surah Al-Baqarah,Ali-Imran,dll. Tapi, untuk yang satu ini, dibedakan. Jadi, missal ketika rakaat pertama kita baca Surah Al-Baqarah, maka surah ke dua setidaknya harus pendek dari Surah Al-Baqarah, tapi masih dalam konteks panjang.Yang jadi masalahnya, tidak semua orang mampu hafal surah-surah panjang. Ya mungkin setidaknya kalian bisa baca saja surah-surah di juz 30 sebisa kalian.

3.      Ruku dan Sujud
Biasanya, dalam salat itu ruku dan sujud hanya hitungan detik. Tapi, untuk yang gerhana ini, ruku dan sujud ini sangatlah lama dan dalam satu rakaat, ruku itu terutama bisa 2 kali. Jadi, setelah kita ruku pertama dalam kondisi lama, kita i’tidal dan setelah selesai baca bacaan i’tidal, dilanjutkan membaca Al-Fatihah dan surah panjang. Setelah selesai, lalu kita ruku kembali yang lama, lalu i’tidal dan sujud.

Untuk sujud sendiri, ini tidak ada bedanya dengan ruku. Sujud dan ruku ini tergolong yang bisa dibilang paling lama. Lalu, duduk diantara dua sujud lalu sujud lagi.

Seperti itulah tata cara salat gerhana dan pelaksanaannya. Intinya, salat gerhana itu tidak jauh beda dengan salat idul fitri maupun idul adha. Hanya saja, tadi. Ada beberapa perbedaan antara salat gerhana dengan salat idul fitri dan idul adha tadi. Dan satu lagi ane mau mengingatkan kepada antum semua. Gerhana matahari ataupun gerhana bulan itu bukanlah pertanda kiamat seperti yang diramalkan oleh para peramal bodoh atau ada raksasa yang memakan sesuatu atau apapun sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan kita yang normal saat ini. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT itu, Maha Besar dan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya, sudah sepantasnya kita tahu, Tuhan siapa yang wajib kita sembah.

Mungkin, hanya sedikit yang ane sampaikan.kepada antum antum semua. Tetaplah satu hal yang ane minta dari antum semua, yaitu kritik, saran serta komentar antum semua agar ane tetap tau apa yang salah dari ane dan apa yang kurang dari ane. Jujur, ane juga masih belajar. Jadi, maklumilah. Hehehe. Semoga, ilmu yang ane berikan Inshaa Allah bermanfaat banget buat antum semua

Syukron Jazzakullah Khair

Wassalammualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh 

Post In : March, 8 2016

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger