Ini Betawi Punya |
Yo yo yo gaezzzz. Welcome again in my blog. Huh, sekian lama vakum ( Sebenarnya sih lagi sibuk tugas. Hehehe ), dan akhirnya blog ini mulai berjalan lagi. Yossaa. Btw, bicara soal tema posting gua yang ini, mungkin lu orang pasti bingung. Kenapa judulnya "INI BETAWI PUNYA"? Bukan yang laen. Awalnya pasti bingung. Kalaupun gambar di atas membantu, ya gitu dah. Wkwkwkwk. Tapi, kalau udah baca, pasti paham lah. Ya, mungkin judul ini akan menjelaskan tentang........., mending lu orang baca dulu aja dah. Ntar juga tau. Wkwkwkwk. So, enjoy it aja :)
Tari Topeng
Tari Topeng Betawi merupakan satu dari beberapa kesenian yang dimiliki Betawi. Dinamakan Tari Topeng ini, karena biasanya mereka melakukan aksi tarian menggunakan topeng sehingga tidak mengapa dinamakan tari topeng. Untuk topengnya sendiri ada dua jenis, yaitu Topeng Blantek dan Topeng Jantuk yang sama sama merupakan aset berharganya Betawi. Biasanya, dua topeng ini dipake untuk penampilan tari topeng sendiri. Awalnya di abad 20, tari ini dipentaskan secara berkeliling. Namun, ada juga yang menggunakan jasa tari topeng sendiri untuk acara besar seperti khitanan dan juga pernikahan. Konon katanya, didalam tari topeng sendiri tersimpan kekuatan magis yang dimana bisa mengusir segala pengaruh negatif yang dapat menimpa keluarga mereka. Namun, karena seiring waktu dan banyaknya masyarakat Betawi yang benar benar sangat doyan istilah gaulnya akan tarian ini, maka untuk era ini, dijadikan sebagai hiburan masyarakat dan diadakan semalam suntuk untuk menghibur masyarakat setempat. Pentasnya pun dulu bukanlah dipanggung seperti sekarang. Dulu, mereka melakukan pentas tari ini hanya di atas tanah karena Tanah Betawi saat itu luas dan sangat bersih dari apapun kecuali tanaman tanaman hias sendiri. Lalu, untuk tari topeng sendiri ini merupakan paduan antara seni teaterikal dan seni tari yang dimana isinya sendiri adalah mengkritik segala sesuatu yang berupa kehidupan sosial seperti zaman penjajahan, korupsi, kejahatan, dan banyak contohnya sesuai tema yang mereka bawakan.
Dalam tari betawi ini, juga ada musik pengiring tersendiri untuk aksi para penari. Kalau orang bilang, gak ada musik, gak rame, atau tanpa musik, seperti ada yang hilang. Nah, untuk alat musiknya sendiri hampir serupa dengan musik yang selalu dibawakan di gambang kromong, antara lain ada rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung. Dan juga, alat musik inilah yang menngawali munculnya sebuah pertunjukkan tari topeng. Untuk pakaiannya sendiri juga tidak jauh beda dengan pakaian adat Betawi yang sering dipake sama masyarakat Betawi. Untuk laki-lakinya sendiri, biasanya mereka menggunakan pakaian hitam atau kemeja putih, kaos oblong yang putih, celana pendek melewati lutut, dan menggunakan sarung yang dipake dileher, peci atau penutup kepala dan kedok. Untuk yang perempuannya, menggunakan kain panjang/batik, kebaya dengan selendang, dan menggunakan mahkota dengan hiasan bunga-bunga di kepalanya. Lalu, ada hiasan tambahan sebagai pelengkap mereka yaitu ampak-ampak, andung, taka-taka, dan selendang/ampreng buat pinggang.
Tari topeng ini juga punya syarat khusus bagi para pemain yang ingin membawakannya. Yang pertama, sang penari harus gendes atau luwes dalam membawakan gerakannya. Yang kedua, harus ajar atau ceria karena ini merupakan bentuk ekspresi mereka dalam membawa tarian ini. Dan terakhir, harus lincah dan dapat bergerak bebas. Lalu, ada pula jenis jenis tari topeng antara lain Tari Lipet Gandes, Tari Topeng Tunggal, Tari Enjot-Enjotan, Tari Gregot, Tari Topeng Cantik, Tari Topeng Putri, Tari Topeng Ekspresi, dan terakhir adalah Tari Kang Aji.
Lenong
Bicara soal Lenong, mungkin dipikiran kita ada beberapa tokoh Betawi yang dulu pernah mengawali karier di dalam ngelenong ini. Sebut saja H.Bolot, (alm) Mpok Nori, Mandra dan beberapa seniman Betawi lainnya yang dulu pernah menginjak kakinya di dalam pentas lenong ini. Sebenarnya, Lenong Betawi itu apasih? Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dimana dalam semua adegannya ini menggunakan logat Betawi dan diiringi musik tradisional Betawi yaitu Gambang Kromong dan sebagian alat musik dari Tionghoa. Sama seperti tari topeng, lenong sendiri isinya juga membawakan pesan moral, seperti menolong yang lemah, menghindari dari sifat buruk yang membawa petaka dan banyak lagi. Lenong sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Lenong Denes dan Lenong Preman. Bedanya yaitu kalau Lenong Denes ini bersifat resmi dan beralurkan kerajaan dan pakaian yang digunakanpun bersifat formal dan menggunakan logat melayu. Namun, untuk Lenong Preman ini bersifat biasa, dan alurnya berasal dari kehidupan sehari hari, sehingga untuk pakaian dan logatnya sangat bebas namun sesuai unsur Betawi.
Lenong sendiri sudah berkembang sekitar abad ke-19 dan abad ke-20 dimana lenong sendiri merupakan adaptasi dari “komedi bangsawan” dan “teater opera” yang hampir sama, namun sudah tidak ada yang melestarikan kembali sehingga dinyatakan punah. Lenong sendiri juga memakai plot bebas, artinya jalan cerita yang mereka pakai tidak tergantung teks, namun langsung mengekspresikan diri mereka dengan lawakan lawakan yang mampu dinikmati semalam suntuk. Awalnya, kesenian ini dipentaskan secara keliling dari kampung ke kampung dan di tempat terbuka. Namun, lama kelamaan banyak orang yang tertarik untuk mengundang dalam acara hajatan, terlebih lagi sebagai acara hiburan rakyat.
Tahun 1970-an, lenong mulai menjadi populer di mata semua masyarakat. Terlebih lagi, lenong saat ini juga dinikmati tidak semalam suntuk lagi, melainkan sekitar 2-3 jam untuk durasi pentasnya. Ditambah lagi, dalam aksi lenong ini, tidak ketinggalan juga aksi para pemain lenong yang memamerkan ilmu bela diri silat, sehingga ini merupakan salah satu dari puluhan kesenian Betawi yang wajib dilestarikan.
Ondel-ondel
Siapa di sini yang masih ingat lirik lagu “nyok, kite nonton ondel-ondel.Nyok!!!”? Atau mungkin, tau maskot kota Jakarta yang paling terkenal sedunia? Mungkin kalo kita bicara soal dua pertanyaan tadi, maka jawaban kita pasti satu suara. Ya, pastilah boneka besar dari Betawi yang sering kita panggil ondel-ondel. Ondel-ondel ini adalah salah satu ikon milik kota Jakarta. Ikon ini juga sangat ditunggu tunggu oleh semua masyarakat karena sangat gemas akan tingkah laku mereka, bahkan tak jarang saat acara besar, ondel-ondel ini jadi pusat perhatian bagi semua masyarakat yang ingin ber-selfie ria dengan bonek lucu ini. Tapi, tahukah kalian guys. Ternyata, asal-usul ondel-ondel ini punya beberapa variasi serta keunikan.
Sejarah munculnya ondel-ondel ini tertuang dalam cerita Jawa, maupun buku yang dikarang beberapa penulis. Dalam cerita Jawa, terutama legenda Reog Ponorogo, ternyata ondel-ondel ini adalah sebuah roh halus yang dinama tokoh ini tidak diceritakan secara jelas. Konon, dulu dianggap sebagai penghalang Singo Barong dalam melakukan perjalanan sehingga dikutuk menjadi burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa. Namun, karena penjelasan mengenai keberadaan ondel-ondel dalam cerita Reog sendiri tidak jelas, maka untuk tokoh ini dihilangkan dari cerita Reog versi wengker. Sementara, dalam buku yang dikarang pedagang asal Inggris, W.Scot, menyatakan kalau ondel-ondel itu sudah ada sejak tahun 1605, tapi karena ondel-ondel ini sangat begitu aneh, maka W.Scot sedikit bingung untuk menjelaskan tentang ondel-ondel. Seorang penulis asal Amerika, E.R Schidmore pernah menulis sebuah buku “Java, The Garden of The East” yang dimana salah satunya terdapat cerita bahwa dulu ia pernah melihat sebuah aksi tarian jalanan dengan boneka besar di abad ke-19 di Batavia.
Lalu, untuk nama lain ondel-ondel ini ada beberapa versi. Ada yang menyebut Gendruwon Gede ( Kesenian Jathilan, Jawa Tengah), Badawang (Pasundan), Barong Lundung (Bali), dll. Bahkan, di kalangan masyarakat Betawi, ondel-ondel ini disebut Barongan yang berasal dari kata berengan yang artinya selalu bersama-sama.
Boneka ondel-ondel pada umumnya terbuat dari anyaman bambu sebagai kerangka. Lalu, dibalut dengan kertas yang tingginya 2,5 meter dan berwarna-warni. Untuk wajahnya sendiri, dipasang topeng/kedok dan ditambahkan aksesoris rambut di kepala yang terbuat dari ijuk serta ditambahkan warna-warni kertas. Untuk muka ondel-ondel laki-laki ini bercat merah, sementara untuk perempuan bercat putih atau kuning. Bentuknya sendiri merupakan personifikasi dari leluhur Betawi yang menjaga para keturunan mereka dari roh-roh jahat yang mengganggu jiwa para keturunan mereka.
Lalu, sebelum mulai pementasan, para pemain maupun pembuat boneka ondel-ondel ini memasang sesajen berupa sesajen makanan, lalu kemenyan yang dibakar, bahkan ada yang sampai menggunakan madat/ganja. Namun, penggunaan madat/ganja ini dilarang karena dapat merusak tubuh si pemakai onde-ondel ini, sehingga diganti rokok. Tujuannya cuman satu. Yaitu mengusir para roh-roh jahat yang mau mengganggu mereka baik dalam pembuatan, maupun dalam pentas.
Awalnya, ondel-ondel ini digunakan sebagai penolak bala kepada warga Betawi yang terkena musibah. Namun, seiring waktu jugalah, ondel-ondel sendiri kini dijadikan sebagai hiburan rakyat. Apalagi, ondel-ondel ini kerap diundang ke acara acara besar seperti hari ulang tahun, peresmian gedung, dll. Bahkan, saat era Ali Sadikin menjadi Gubernur DKI saat itu, ondel-ondel dijadikan hiburan rakyat dengan iring-iringan alat musik Tanjidor, Pencak Betawi, Bende, Ningnong, Rebana, serta Ketimpring. Dan juga, ondel-ondel ini selalu diarak secara bersamaan layaknya suami istri yang sedang berjalan ke suatu tempat.
Tanjidor
Siapa di sini yang sangat suka dengan musik? Atau hobi bermain alat musik? Atau mungkin senang dengan alat musik tempo dulu? Berarti sangat pas nih gan, ane membahas tentang Tanjidor buat agan-agan semua. Mungkin sebagian dari kalian sudah dengar tentang alat musik legendaris ini. Bahkan sudah pernah liat atau mencoba alat musik ini. Tapi, ada baiknya kita liat apa sih Tanjidor itu secara keselurahan?
Tanjidor yang biasa disingkat Tanji ini adalah merupakan kesenian Betawi yang dimana kesenian ini berupa alat musik yang dimainkan secara berkelompok dan dimulai secara bersamaan. Tanjidor sendiri sudah ada pada abad ke-19 atas rintisan Mayer Jantje di daerah Citeureup. Tapi, tidak hanya di Betawi saja Tanjidor hidup. Di daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan pun ada kesenian ini, namun untuk Kalimantan Barat sendiri tidak terlalu terkenal seperti punya Betawi. Sementara, di Kalimantan Selatan sendiri, sudah tidak ada yang melestarikan kesenian ini sehingga di anggap punah.
Tanjidor berasa dari Bahasa Portugis yaitu “Tangedor” yang artinya alat-alat musik berdawai. Namun, ada perbedaan tersendiri istilah Tanjidor versi Portugis dengan Betawi punya. Kalau tadi, disebutkan alat-alat musik berdawai dengan versi Portugis, untuk Betawi sendiri sebenarnya lebih ke arah alat musik tiup karena memang dominan dengan alat musik tiup. Tapi, iramanya sendiri tidak jauh merdu dan asik dari Portugis punya. Bicara soal Portugis, alat musik ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan musik ala eropa. Sehingga tidak mengapa, beberapa alat musik Tanjidor ini ada yang terkena pengaruh musik eropa.
Menurut sejarah, Tanjidor ini dulunya pada masa Hindia Belanda dijadikan sebagai hiburan untuk para majikan atau tuan tanah. Para pemain ini dulunya adalah para budak-budak Belanda yang bekerja untuk Belanda pada masa penjajahan dulu. Namun, saat sistem perbudakkan dihapuskan tahun 1860-an, para budak-budak yang merdeka ini mendirikan sebuah kelompok musik Tanjidor untuk melanjutkan kegiatan mereka dalam bermusik.
Untuk Tanjidor sendiri, dimainkan oleh 7-10 orang dalam satu grup. Biasanya, mereka menggunakan alat musik seperti klarinet, piston, trambon, saksofon tenor, saksofon bas, drum, simbal, dan terakhir adalah tambur. Lagu-lagu yang dibawakan oleh para pemain Tanjidor berupa lagu yang masih ada nuansa Belanda seperti Batalion, Bananas, Was Tak-Tak, dll. Namun, dalam lagu Tanjidorpun, nuansa Betawi juga tidak mau ketinggalan. Contohlah lagu Betawi yang kita kenal seperti Kicir-Kicir, Jali-Jali, Keramat Karam,dll. Namun, yang paling terkenal dari semuanya tadi adalah lagu Keramat Karam yang dimana lagu ini terinspirasi dari meletusnya Gunung Krakatau tahun 1889 kalau gak salah yang dimana mengakibatkan beberapa korban meninggal dan luka parah akibat letusan tersebut, dan juga menyebabkan bumi sempat gelap sesaat dalam hitungan hari.
Dulu, Tanjidor digunakan oleh masyarakat saat panen tiba. Mereka merayakan beberapa tanaman yang berhasil panen ini dengan mengadakan pentas Tanjidor. Bukan cuman itu saja, Tanjidor pun dulu sama seperti kesenian lainnya, yaitu sebagai kesenian jalanan yang manggung dari satu kampung ke kampung lain. Tapi, seiring waktu berlalu, Tanjidor kini dinikmati masyarakat terutama dalam acara perkawinan, khitanan, penyambutan tamu besar, hingga yang sekarang dapat dinikmati oleh masyarakat dalam acara acara besar seperti Ulang Tahun DKI Jakarta yang diadakan di PRJ Monas yang didampingi penampilan boneka khas Jakarta yaitu Ondel-Ondel.
Source :
http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/tari-topeng-betawi-tarian-tradisional.html
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3343/Topeng-Betawi
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1048/topeng-betawi
https://id.wikipedia.org/wiki/Lenong
http://anggaputrar.blogspot.co.id/2013/04/kebudayaan-lenong-betawi.html
http://theaterhijrah.blogspot.co.id/2012/07/sejarah-lenong-betawi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ondel-ondel
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/974/ondel-ondel
http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Sejarah_Ondel_-_Ondel_Betawi
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjidor
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tanjidor
http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/tanjidor-kesenian-musik-tradisional.html
Nah, itu tadi kenape ane kasih judul "INI BETAWI PUNYA". Sebenarnya sih, masih banyak lagi yang mau ane share. Cuman, karena masih banyak hal yang ane kudu kerjain, jadi..... begitulah. Heheheh. Maklum mahasiswa semester 2. Wkwkwkwk
Sekarang, tugas kite ni, terutama yang mude-mude, siape pun
ente, darimana pun ente, nyok,
kite jage dan lestarikan budaye milik Betawi dan Indonesia. Karena,
budaye ini adalah satu dari ratusan budaya Indonesia, yang kudu kita jage.
Kalau budaye punya Indonesia punah, begimane anak cucu kita nanti mau
melihatnya. Apa reaksi generasi tua kepada kite-kite semua? So, let's keep it for our
children and our grandchild in next future.
Don't forget juga gan, baca artikel yang sejenis ini nih:
Tokoh Betawi Yang Tak Terlupakan Part 1
Kebaya, Aset Tanah Betawi Yang Bisa Mendunia ( Coming Soon )
Rumah Adat Dari Negeri Betawi
Tokoh Betawi Yang Tak Terlupakan Part 2
Last, jangan lupa untuk tetap kirim saran, kritik serta komentar dengan Bahasa Indonesia yang baik, karena kite "WARGA INDONESIA YANG BAIK". Dan, kalau ada yang mau copas, jangan lupa satu hal. CANTUMKAN SUMBER !!! UNTUK HARGAI KARYA ORANG!!!
TERIMA KASIH DAN SAMPAI KETEMU DI POSTING BERIKUTNYA :)
ARIGATOOO
0 comments:
Post a Comment