Simbol Jakarta " Monas " ( Sumber : google images ) |
Assalamualaikum semuanye
para encang, encing, enyak, babeh, dan seluruh pemude pemude tanah Jakarta ni.
Hehehehe. Sory ye kalo pake bahasa betawi. Maklum, kebawa suasana. Wkwkwkwkwk (
Huffft -_- ). Bicara soal suasana ni, ditambah tadi ada logat betawi, pasti
udah ketebak dong gua mau bawa apaan ni? Haaaahhhh!!!! Apa lu
kata!?!?!? Bawa duit!?!?!?!? Heyyyy, yang ada gua kali yang minta duit ama
lu orang. Wkwkwkkw ( #krikedisimalamminggu -_- ).Oke, lanjut. Pada hari
ini, gua mau bawain tentang history tentang ibu kota. Ibu kota apaan tuh??? (
tanya ala ala heran ). Ibu kota negara tercinta yaitu Ibukota Republik
Indonesia, lebih tepatnya Jakarta. Oh ya guys, mungkin bagi lu semua udah pernah
dengar laaa, pastilah. Tapi, bagaimana dengan yang lain. Mungkin masih pada
penasaran. Wkwkwkwk. So, let's go aja kita bicara nih soal Jakarta. Apa itu
Jakarta, dan bagaimana kondisi Jakarta tempo dulu. So, let's begin
Profile Jakarta
Peta DKI Jakarta ( Source : google map ) |
Julukan : The Big
Durian, J-Town
Motto: Jaya (Kemenangan
) Raya ( Besar )
Hari Jadi : 22 Juni 1527
Ibukota : Jakarta
Luas : 740 km2
Koordinat: 6 ° 12'S 106
° 49'E
Kota : 5 Kota
Lagu daerah : Kicir –
kicir
Rumah Tradisional :
Rumah Kebaya
Pakaian Tradisional :
Kebaya
Senjata Tradisional :
Golok
Sejarah
Mungkin sobat semua
mengira Jakarta itu berbeda dengan yang sekarang. Kalau sekarang udah rame,
dulu Jakarta hanya sebuah Bandar kecil di Muara Ciliwung pada abad ke-16 atau
sekitar 500 tahun yang lalu. Awalnya, Bandar ini merupakan pusat perdagangan
umat hindu dari kerajaan Tarumanegara. Ditambah lagi, bukti dari prasasti Tugu
menyatakan bahwa daerah Bandar ini di jadikan daerah pemukiman untuk warga
warga yang berasal dari kerajaan Tarumanegara. Oh ya, sebelumnya yang namanya
Jakarta, Banten, dan Jawa Barat itu masih jadi satu. Atau gampangnya Pulau Jawa
itu masih satu. Belum tau mana itu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten,
DKI Jakarta dan Yogyakarta. Masih hanya berupa kerajaan. Kerajaan yang terbesar
pada saat itu Kerajaan Tarumanegara yang tadi sudah dijelaskan sebelumnya.
Kembali lagi ke tema, kerajaan ini mengubah pelabuhan ini menjadi perdagangan
yang besar, sehingga tak ayal Indonesia kaya akan sejarah perdagangan dengan
negara lain. Namun, lambat laun kerajaan tersebut mulai lemah dalam
pengendalian perdagangan, sehingga kerajaan Sunda mengambil alih untuk
mengendalikan perdagangan. Kerajaan Sunda pun menamakan Pelabuhan yang
sebelumnya dikuasai Tarumanegara ini dengan Pelabuhan Sunda Kelapa karena
terletak di daerah kota Kalapa. Pada abad ke-14, pelabuhan ini lah yang
merupaka asset terpenting bagi kerajaan Sunda dalam perekonomian terutama dalam
hal perdagangan.
Kabar perdangan ini pun
sampai ke daerah eropa. Portugis pun tertarik untuk menginvasi daerah tersebut
menjadi pusat jajahan karena lokasinya yang strategis terutama dalam perekonomian.
Sehingga pada Abad ke-16, Portugis datang dan mengusai Sunda Kelapa pada saat
itu. Portugis membuat perjanjian Luso Sundanese Padrao yang
berisi tentang perjanjian politik dan Ekonomi. Ini mungkin lebih jelas
menguntungkan Portugis sendiri, karena semua aset yang dimilik Sunda Kelapa ini
dikuasai oleh Portugis. Berita soal Portugis pun sampai ke Kerajaan Demak, dan
di bawah kepemimpinan Fatahillah, mereka menyerang Sunda Kelapa yang dikuasai
Portugis saat itu dan mengusirnya dari tanah Sunda Kelapa. Usaha mereka
berhasil, dan selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527, Fatahillah sendiri
mengubah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang dimana didalam namanya itu
mengandung makna kejayaan mereka setelah berhasil mengusir Portugis.
Tanggal inilah yang diingat oleh setiap masyarakat untuk memperingati Hari Jadi
Kota Jakarta. Selang 69 tahun, akhir Abad ke-16 Belanda yang dipimpin oleh
Cornelius De Houtman datang ke Batam ( Banten kalau sekarang ) dan menjadikan
Jayakarta ini menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat pemerintahan Belanda
saat itu. Mereka menjadikan Jayakarta ini sebagai pusat pertukaran rempah
rempah dengan Portugis, karena Portugis berhasil mengusai daerah Timur yang
kaya akan rempah. Karena tertarik dengan kota yang bisa dibilang strategis
dalam segala hal, maka pada tanggal 30 Mei 1619, Jan Pieterzoon Coen memimpin
Belanda dalam mengusai Jayakarta. Denga mengerahkan segala hal, Jayakarta
berhasil jatuh ke tangan Belanda dan berubah nama menjadi Batavia. Batavia pun
akhirnya direnovasi menjadi kota yang anggun dimana mereka membangun kanal
kanal demi mencegah banjir, membuat taman taman kota, dan membangun pusat
pemerintahan bernama VOC yang dipimpin langsung oleh Joen Pieterzoon Coen. VOC
sendiri sebenarnya telah lama berdiri, namun usaha mereka untuk menetapkan
pusat pemerintahan ini selalu gagal dan akhirnya mereka menetapkan bahwa
Batavia lah yang pantas menjadi pusat pemerintahan pada saat itu. Tugas VOC ini
selain memonopoli, yaitu mereka lah yang mengatur perdagangan hingga bekerja
sama dengan negara lain untuk memajukan perekonomian mereka.
Lambat laun, VOC
ditimpa masalah internal. Kasus korupsi di internal VOC, membuat VOC memutuskan
bangkrut di tahun 1800 dan mencabut semua sistem pemerintahan VOC yang masih
dipengaruhi sistem kerja ala VOC dan mengembalikan semua hak mereka ke kerajaan
Belanda. Namun, namanya kota Batavia yang masih strategis, tetap dipertahankan
sebagai pusat perekonomian karena Belanda pada saat itu masih menguasai
Indonesia. Tahun 1942, Jepang datang ke Batavia dan mengganti Batavia menjadi
Jakarta Toko Betsu Shi. Selain itu, karena Belanda kalah perang dalam Jepang
ditahun itu juga, maka Jepang mengisi kegiatan pemerintahan mereka di Jakarta
Toko Betsu Shi. Penjajahan Jepang pun tidak berlangsung lama. Hanya sekitar 3 tahun,
setelah Jepang menyatakan mereka kalah oleh sekutu, di tahun 1945, Presiden RI
yang pertama (alm ) Ir. Soekarno pun memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan
kembali berubah nama lagi menjadi Jayakarta dikarenakan unsur pengaruh
penjajahan oleh Belanda dan Jepang sudah tidak ada lagi. Di tahun ini pula,
Jayakarta berubah menjadi kota nasional Jakarta. Di tahun 1966 sampai sekarang,
Jakarta pun berhasil menjadi kota metropolitan yang besar dan megah yang dihuni
oleh orang orang terkenal di seluruh Indonesia, dimulai artis, pengusaha,
pemerintah, investor, dan bermacam macam orang mencoba mencari peruntungan di
kota yang sekarang sudah hampir padat dengan para transmigran dari segala
penjuru.
Berikut alur perubahan nama Jakarta versi lengkap :
1. Pada Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran
2. Tanggal 22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta
3. Tanggal 4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia
4. Tanggal 1 April 1905 berubah nama menjadi ‘Gemeente Batavia’
5. Tanggal 8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia
6. Tanggal 8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi
7. Pada September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta
8. Tanggal 20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan Pre Federal berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia
9. Tanggal 24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj’a Jakarta
10. Tanggal 18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai daerah swatantra dinamakan Kota Praja Djakarta Raya
11. Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 dan UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
12. Tanggal 31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
13. Tahun1999, melalaui UU No 34 tahun 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan otonominya tetap berada di tingkat provinsi dan bukan pada wilayah kota. Selain itu wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6, yakni 5 wilayah kotamadya dan satu kabupaten administratif Kepulauan Seribu
Tokoh Yang Pernah
Memimpin
No.
|
Nama
|
Masa Jabatan
|
1.
|
Soewirjo
|
23 Sep 1945 – Nov 1947
|
2.
|
Daan Jahja
|
1948 - 1950
|
3.
|
Soewirjo
|
17 Feb 1950 – 2 Mei 1951
|
4.
|
Sjamsuridjal
|
2 Mei 1951 – 9 Nov 1953
|
5.
|
Sudiro
|
9 Nov 1953 – 29 Jan 1960
|
6.
|
Soemarno Sosroatmodjo
|
29 Jan 1960 – 26 Agst 1964
|
7.
|
Henk Ngantung
|
26 Agst 1964 – 15 Juli 1965
|
8.
|
Soemarno Sosroatmodjo
|
15 Juli 1965 – 28 April 1966
|
9.
|
Ali Sadikin
|
28 April 1956 – 1977
|
10.
|
Tjokropranolo
|
1977 – 1982
|
11.
|
Soeprapto
|
1982 – 1987
|
12.
|
Wiyogo Atmodarminto
|
1987 – 1992
|
13.
|
Soerjadi Soedirdja
|
1992 – 1997
|
14.
|
Sutiyoso
|
6 Okt 1997 – 7 Okt 2007 ( 2
Periode )
|
15.
|
Fauzi Bowo
|
7 Okt 2007 – 7 Okt 2012
|
16.
|
Fadjar Panjaitan ( PLT )
|
8 Okt 2012 – 15 Okt 2012
|
17.
|
Joko Widodo
|
15 Okt 2012 – 1 Juni 2014
|
18.
|
Basuki Tjahaja Purnama ( PLT )
|
1 Juni 2014 – 22 Juli 2014
|
19.
|
Joko Widodo
|
22 Juli 2014 – 16 Okt 2014
|
20.
|
Basuki Tjahaja Purnama
|
16 Okt 2014 - Selesai
|
SUMBER :
Nah, itu tadi soal
sejarah Jakarta di atas. Dari dulu hanya pelabuhan kecil, kini jadi kota
metropolitan yang super megah ala ala las vegas Amerika. Dan, kita jadi tau
bahwa Jakarta hampir 13 kali gonta ganti nama. Dan kini, Jakarta sendiri sudah
membuktikan bahwa, kota ini layak jadi kunjungan oleh beberapa wisatawan asing maupun
domestik. Jangan lupa untuk baca juga lebih lengkap tentang kota Jakarta yang
bisa dibilang surganya tanah Betawi :
Kebaya,
Aset Tanah Betawi Yang Bisa Mendunia ( Coming Soon )
Oke, itu tadi sedikit
tentang Jakarta. Dan, bila kawan semua punya info lengkap, langsung saja share
di kolom komentar, atau boleh juga kembali untuk mengirimkan kritik dan saran
lewat media apapun, asalkan sopan dalam tata krama bahasa karena "KITA
ADALAH WARGA INDONESIA YANG BAIK". Dan, untuk teman teman yang mau
share atau copas, jangan lupa. Cantumin sumber ya. Itu sebagai
langkah kalian menghargai karya orang lain. Sebelum tutup pantun dulu.
Oke. Tengok ya tengok.
Beli motor sama si
Bedu,
Bawa duit duitnya
si nyai.
Kalau aye ada ide
post yang baru,
Boleh aye menghibur
kembali.
1 comments:
Mantap sule, maju terus!
Post a Comment