Betawi Legend |
Hallo semua, I'm come back again. Wakakakaka. Oke, mungkin sebelumnya
ane udah pernah share kali ya tentang Legenda Betawi. Tapi itu baru sebagian
bro. Nah, klo yang ini, ane cuman mau lanjutin tentang para legenda yang bisa
ane bilang sih, ini loh jagoan jagoan yang mengharumkan betawi. Oke, daripada
basa basi gak penting dan gak jelas, langsung aja. Capcus gan....
Ismail
Marzuki
Ismail Marzuki ( Source : Image Google ) |
Bicara soal Ismail Marzuki, pasti yang terlintas dipikiran kita
hanya satu. Kalau bukan pahlawan seniman pasti nama sebuah museum yaitu Taman
Ismail Marzuki. Yap, tidak salah dan benar semua. Dialah seorang seniman asal
Betawi yang dikenal sebagai legenda komponis dan musik Indonesia. Ya, Pria yang
sering dipanggil Ma’ing ini lahir 11 Mei 1914 di Kwitang, Batavia merupakan
keluarga Betawi yang sangat Intelek. Artinya, keluarga Ma’ing ini serba
berkecukupan. Bicara soal musik, Ma’ing sudah menyukai musik sejak kecil. Hal
ini dikarenakan ayahnya juga merupakan seorang penikmat musik dan pencipta
syair syair bernafaskan religi Islam. Itulah mengapa ada pepatah “ Buah jatuh
gak akan jauh dari pohonnya “. Hal itulah yang sangat pantas disematkan untuk
diri sang legenda ini.
Ma’ing memulai pendidikan di Kristen HIS Idenburg, Menteng. Namun,
Ma’ing tidak lama dikarenakan sang ayah sendiri menginginkan anaknya tidak
ingin terpengaruh budaya Belanda. Akhirnya, Ma’ing dipindahkan ke Madrasah
Unwanul Falah di Kwitang. Ma’ing sendiri selalu mendapatkan hadiah apabila dia
berhasil naik kelas dari ayahnya. Hadiahnya itupun adalah barang kesukaan
Ma’ing yaitu Harmonika, mandolin dan gitar. Setelah lulus Madrasah, Ma’ing
memutuskan untuk melanjutkan studinya di MULO. Disanalah Ma’ing yang beranjak
muda ini membentuk sebuah grup musik untuk mempoles seninya terhadap seni
musik. Tamat dari sekolah Belanda tersebut, Ma’ing memutuskan untuk bekerja di
salah satu perusahaan besar bernama Socony Service Station sebagai kasir.
Namun, pekerjaan Ma’ing sebagai kasir tidaklah lama. Dia pun beralih profesi
menjadi seorang penjual piringan hitam yang dimana gajinya sangat berbeda jauh
ketika dia bekerja sebelumnya. Tetapi, berkat profesinya menjual piringan
hitam, Ma’ing jadi mengenal artis artis musik seperti Zahiridin, Yahya, dan
Kartusuro.
Tahun 1936, Ma’ing muda mulai meningkatkan kegemarannya pada music
dengan memasuki sebuah orkes bernama Lief Java dimana dirinya di posisi pemain
gitar, saksofon dan harmonium pompa. Nama Lief Java sendiri menjadi melambung
kala mereka diberi ijin kesempatan untuk tampil di NIROM ( Stasiun Radio
Bentukan Belanda ). Semakin lama kontribusi Ma’ing di Lief Java ini membuat
Ma’ing memutuskan untuk mencoba membuat lagu lagu dengan menjauhkan unsur unsur
nada berbau barat. Akhirnya Ma’ing berhasil membuat salah satu lagunya
yaitu ALI BABA RUMBA . Bukan cuman itu, grup
musik Ma’ing pun juga punya lagu pembukaan sendiri. Namun, lagu pembukaan
tersebut dijadikan pembukaan untuk Radio NIROM. Mereka yang seakan marah dan
tidak menerima lagu mereka dijadikan pembukaan untuk radio tersebut memprotes karena
tidak mendapat ijin terlebih dahulu. Namun, apa yang terjadi? Perusahaan radio
tersebut tidak menggubrisnya dan tetap menggunakannya sebagai lagu pembukaan
mereka.
Tahun 1936 – 1937, Ma’ing mulai mencoba mempelajari sesuatu
tentang lagu tradisional dan barat. Berkat dia mempelajari tentang ciri khas
lagu lagu tersebut, Ma’ing mencoba untuk menciptakan beberapa karyanya
sebut saja yang paling terkenal yaitu lagu TERANG BULAN.
Tahun 1940, NIROM mulai membatasi lagu lagu bernada daerah maupun Indonesia dan
mengganti dengan lagu asal negeri mereka. Hal inilah yang membuat masyarakat
Betawi akhirnya membangun sebuah stasiun radio milik anak Betawi namanya VORO.
Di sana Ma’ing mulai mengisi berbagai acara terutama saat acara musik malam
minggu bersama Annie Landouw dan dibantu temannya yaitu Memet. Ma’ing juga
pernah membentuk organisasi PRK ( Perikatan Radio Ketimuran ). Disinilah,
Ma’ing dan orkesnya diminta untuk membawa lagu lagu barat oleh Belanda saat
itu. Dari sinilah, gaya hidup seni Ma’ing mulai terbentuk dimana saat dia
pernah membawa lagu barat, dari sini juga Ma’ing bereksperimen untuk menggubah
lagu lagu barat menjadi lagu yang mempunyai unsur Bahasa Indonesia, baik dari
kata katanya, maupun isinya berhasil dia gubah. Itulah mengapa Ma’ing bisa dibilang
sebagai Bapak Kesenian Musik Betawi dan Indonesia.
Tahun 1942, NIROM memutuskan bubar karena pada saat itu, Belanda
harus takluk dari Jepang. NIROM pun berganti nama menjadi Hoso Kanri Kyoko dan
orkes Ma’ing pun berubah nama pula menjadi Kireira Jawa. Akhirnya, Ma’ing pun
mecoba untuk membuat lagu lagu perjuangan dimana salah satunya yang sampai
sekarang kita masih ingat yaitu RAYUAN PULAU KELAPA yang
pernah dijadikan sebagai penutup siaran TVRI pada masa orde baru. Banyak lagu
lagu perjuangan yang diciptakan, membuat pria berdarah Betawi ini selalu
diincar dan bahkan diancam. Namun, namanya nasionalisme tidak akan runtuh.
Ma’ing selalu berani membuat karyanya secara bebas. Bahkan, setelah Perang
Dunia ke 2 selesai, Ma’ing masih terus membuat lagu. Dia pernah coba untuk
menggabungkan sisi nasionalisme dan romantisme kedalam sebuah lagu seperti lagu GUGUR
BUNGA dan SEPASANG BOLA MATA. Sehingga tak ayal
Ma’ing bisa dijuluki Legenda Maestro Musik Indonesia karena lagunya yang super
sekali.
Fauzi
Bowo
Fauzi Bowo ( Source : Image Google ) |
Apa yang ada dipikiran kalian soal tokoh Betawi ini? Kumis? Gubernur? atau Foke? Ya, itu semua tepat dipikiran kalian. Memiliki khas yaitu
kumis, dan pernah memimpin kota Jakarta selama lima tahun. Pria yang berasal
dari pasangan Adiputro Bowo dan Nuraini ini merupakan keturunan berdarah
Jawa-Betawi. Lahir di Jakarta, 10 April 1948, Fauzi Bowo atau yang sering
dipanggil Foke ini, pernah menjabat sebagai Dubes RI untuk Rep Federal Jerman
di tahun 2013.
Foke memulai pendidikan di St. Bellarminus dan mengakhiri karir
pendidikannya di Kolese Kanisius Jakarta. Foke kemudian melanjutkan pendidikan
di Universitas Braunshweig, Jerman dengan mengambil studi arsitektur bidang
Perencanaan Kota dan Wilayah. Pria yang sangat gemar membaca dan fotografi ini
dulunya sangat aktif berorganisasi sejak menjadi mahasiswa. Hal ini dibuktikan
bahwa, dulunya Foke pernah menjadi aktifis KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia ) di Fakultas Teknik UI. Dan juga, pernah aktif juga sebagai anggota
Dewan Pertimbangan Pemuda KNPI Pusat tahun 1982 – 1984. Hal inilah yang menurut
saya Foke punya pengalaman yang setidaknya pantas untuk memimpin Jakarta saat
eranya dulu.
Foke sendiri memulai karirnya ini sebagai seorang dosen di
Fakultas Teknik UI. Foke pun juga pernah menjadi seorang pegawai negeri sejak
1977 dan menjabat sebagai Kepala Biro Protokol & Hubungan Internasional dan
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Bukan cuman itu saja, sebagai seorang
birokrat, pria yang dikenal dengan kumis tebalnya ini pernah menempuh
pendidikan di Sepadya ( 1987 ), Sespanas ( 1989 ), dan Lemhanmas KSA VIII (
2000 ). Berkat beberapa karirnya ini dan pengalaman yang luar biasa, Foke pun
pernah di daulat sebagai cagub dari beberapa partai lain. Namun dia lebih
memilih pada saat itu menjadi pendamping Sutiyoso sebagai wakil gubernur saat
itu pada tahun 2002. Bahkan, saat dalam seleksi penjaringan cagub, dalam partai
PPP, Foke menang dan mengungguli suara dari Agum Gumelar ( 5 suara ), dan
Mahfud Djailani ( 2 Suara ). Tapi, dalam partai PDIP, Foke justru menempati
urutan terakhir dengan hanya mengumpulkan 80 suara, sementara yang tertinggi
saat itu adalah Sarwono Kusumaatmadja. Tapi, karena kasus banjir yang melanda
pada saat itu, dan pada saat itu juga Foke dan Sutiyoso dianggap bertanggung
jawab, hal inilah yang membuat Foke pun sudah digadang gadang untuk menjadi the
next of Jakarta Governor dalam periode selanjutnya. LSI pun mencatat,
dimana saat itu 700 orang disurvei untuk menyatakan pendapatnya mengenai siapa
pemimpin Jakarta selanjutnya, dan salah satunya adalah Fauzi Bowo.
Berkat inilah, Foke pun mencalonkan diri menjadi gubernur dan
diusung oleh Partai Bintang Reformasi. Berkat aksinya ini, dukungan dari partai
lain pun banyak untuk mendukung Foke menjadi the next of Jakarta
Governor menggantikan era Sutiyoso. Kata kata khasnya pada masa
kampanye saat itu yaitu “ Untuk membangun Jakarta, serahkan pada ahlinya &
kepada yang berpengalaman. Jika tidak, kehancuran tinggal menunggu waktu.”. Hal
inilah yang dimana klimaksnya Foke menang dari Prijanto dengan unggul suara
57,87% dan menggantikan Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2007 –
2012.
Selama masa kepemimpinannya, banyak hal yang dilakukan Foke.
Diantaranya mengadakan car free day tiap hari minggu, membangun kanal banjir
timur, mengatasi diare selama 3 tahun dan masih banyak segudang prestasi yang
pernah dia lakukan untuk Jakarta. Foke kembali mencalonkan diri kembali menjadi
gubernur di tahun 2012 bersama Nachrowi Ramli yang diusung Demokrat, PAN,
Hanura dan PKB untuk putaran pertama. Karena pada saat itu hasil untuk menjadi
gubernur harus 50% ke atas, maka diputaran ke dua, dukungan untuk Foke
bertambah dari PKB dan Golkar. Namun, dukungan yang banyak pun, justru tidak
membuat Foke menang. Malah, Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama yang berhasil
menjabat menjadi gubernur dan wakil gubernur menggantikan dirinya ditahun 2012.
Kini, Foke berfokus pada pembentukan lembaga yang membahas masalah urban dan
perkotaan.
Deddy
Mizwar
Deddy Mizwar ( Source : Image Google ) |
Siapa yang disini masih ingat film Para Pencari Tuhan? Atau
mungkin pernah nonton film Lorong Waktu? Kalau pernah nonton, pasti nama actor
yang satu ini tidaklah asing di telinga kalian. Yap, betul sekali. Dialah Deddy
Mizwar, sang aktor dan sutradara religious dan cerdas dalam membuat film
Pria yang mulai dikenal dengan karakter Nagabonar ini lahir di
Jakarta, 5 Maret 1955 dari pasangan H.Adrian Andres dan Sun’ah. Deddy sendiri
sudah sangat mengenal dunia seni dari kecil. Apalagi, ibunya dulu merupakan
pemimpin salah satu sanggar seni Betawi. Pantaslah bahwa darah seni dari ibunya
mengalir dalam pria yang dikenal sangat luar biasa dalam berakting. Apalagi,
setelah selesai sekolah, Deddy pernah bekerja di Dinas Kesehatan DKI. Namun,
karena hobby dalam dunia seni sangat tinggi, maka Deddy memutuskan untuk
beralih profesi menjadi seorang seniman. Ketekunan dalam dunia seni ini pula
lah yang mengantarkan Deddy menjadi seorang seniman luar biasa. Ini terbukti
saat dirinya bergabung ke dalam Teater Remaja Jakarta dan aktif tahun 1973.
Disanalah, beliau mempoles kegiatan seni perannya menjadi luar biasa.
Deddy Mizwar memulai karir akting pertama kali saat memerankan
sebuah film berjudul Cinta Abadi ( 1976 ) yang disutradai oleh Wahyu Sihombing.
Tak tanggung tanggung, Deddy langsung mendapat peran utama dalam film tersebut.
Hal inilah juga, yang mengantarkan Pria yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa
Barat ini mendapat beberapa penghargaan diantaranya Aktor terbaik FFI ( 1986
dan 1987 ) dan Pemeran pembantu terbaik ( 1986 dan 1987 ). Kecintaan pada dunia
seni ini pun juga dikembangkan dengan mendirikan rumah produksi film yang
bernama PT Demi Gisela Citra Sinema tahun 1997. Ditambah lagi, Deddy Mizwar
sendiri mampu membuat film yang bernafaskan religi menjadi film yang mampu
dinikmati oleh seluruh masyarakat banyak. Sebut saja Para Pencari Tuhan yang
sudah memasuki jilid ke 9 dan Sinetron Lorong Waktu yang pernah dibintangi oleh
Qubil AJ.
Setelah kontribusinya dalam dunia perfilman dibilang sangat baik,
ditahun 2012, aktor senior dan sutradara Indonesia terbaik ini memutuskan untuk
terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat.
Hasilnya, di tahun 2013 inilah Deddy menjadi pendamping Ahmad Heriyawan ( Aher
) untuk memimpin Jawa Barat untuk 5 tahun ke depan.
Source :
Ya, itu tadi adalah beberapa tokoh Betawi yang perannya sangat
besar dalam mengharumkan nama Betawi. Mungkin ane kudu kasih tau satu hal.
Ketika mereka dulu masih kecil, mereka mungkin bermimpi untuk menjadi orang
yang berguna bagi masyarakat. Kini, mereka memimpikan kita siapa yang nantinya
bisa meneruskan mereka mereka ini. Bukan cuman yang masih hidup, tapi yang
sudah tiada pun selalu menitipkan suatu doa di alam sana agar kita yang muda
muda jangan coba coba untuk merusak mimpi mereka. Malah, sudah saatnya kita
menjadi the next generationnya mereka untuk menjadi pemuda yang bisa
membanggakan Nusa dan Bangsa Indonesia ini. Kalau orang bijak bilang, "
Kalau bukan kita, siapa lagi? ". Benarkan.
Baca juga artikel lain gan :
Kebaya, Aset Tanah Betawi Yang Bisa
Mendunia ( Coming Soon )
Dan sekali lagi, ane minta mohon sangat untuk komennya, kritik dan
saran tapi harus gunakan Bahasa Indonesia yang baik karena kita " Warga
Indonesia Yang Baik!!! ". Dan untuk teman
teman semua yang mau copas artikel ane, mohon ya untuk cantumkan sumbernya,
karena kita harus belajar menghargai karya orang lain. Oke.
Bila ada ayam di kandang, boleh kita memberi nasi.
Bila ane ada waktu yang panjang, boleh ane ngepost lagi.
0 comments:
Post a Comment